Dear Diary
Waktu begitu cepat berlalu, kenapa begitu cepat sahabat terbaiku pergi?
Apakah ini nasibku? aku harus berdiam diri di kamarku?
Kenapa aku selalu dilanda musibah? apakah aku punya salah?
Aku berharap suatu saat ada yang akan bisa menggantikannya
Agar aku bisa terus tersenyum
Tertanda:
Chelsea Annisa
Akan kuceritakan kejadian yang sangat menyedihkan itu.
Dua jam sebelum kejadian itu, aku dan sahabatku bernama Arin sedang
asyik bermain di taman dekat rumahku, kebetulan 1 minggu ini sedang ada
liburan panjang.
“eh Rin.. dorongin dong ayunannya..” ucapku pada Arin
“nih.. yeayy! asyik ya! gantian dong!” balas Arin sambil mendorong ayunan yang sedang kunaiki itu,
“iya seru.. eh iya besok aku main ya k erumah kamu..” ucapku sambil bermain ayunan
“iya.. tapi turun dong aku pengen naik!” balas Arin agak cemberut
“Arin cantik.. jangan cemberut dong! ha ha ya udah nih aku turun..” balasku sambil tertawa
“huh.. dasar cerewet!” kata Arin sambil duduk di ayunan.
“ya sudah aku mau beli ice cream dulu! kamu mau ngga?” tanyaku pada Arin
“ice cream? mau dong.. rasa coklat ya!” balas Arin tersenyum padaku
“haha ya udah deh bye! aku beli ice cream dulu!” ucapku lalu pergi entah kemana.
5 menit kemudian, aku kembali dan memberikan ice cream rasa coklat
itu pada Arin “nih! kalau udah selesai makan ice cream kita pulang yuk!
sudah sore nih” ucapku sambil memakan ice cream rasa vanilla
kesukaanku..
“Chelsea udah belum? aku udah nih pulang yuk..” kata Arin sambil menaiki sepeda miliknya
“udah nih.. yuk pulang! bye Arin…” balasku sambil mengayuh sepeda yang kunaiki.
Sesampai di rumah aku langsung mandi dan memakai baju berwarna pink
bergambar hello kitty dan celana jeans, seperti biasa sesudah mandi dan
memakai baju aku langsung menonton televisi. kring kring!!! kring
kring!! terdengar suara telepon, sepertinya itu Arin “halo! ini siapa
ya?” tanyaku dalam telepn itu
“hay Chelsea! aku Arin, kamu mau nggak ikut aku naik bus ke taman bermain?” tanya Arin padaku
“eh maaf aku nggak bisa ikut, aku lagi capek habis mandi tadi, rasanya
kakiku kesemutan deh!” balasku langsung menutup telepon tersebut. pasti
Arin bertanya mengapa aku nggak mau ikut..
Keesokan harinya..
Matahari sudah terbit, aku mencoba untuk menonton televisi pagi ini.
yap, itu memang kebiasaan ku setiap bangun pagi dan sesudah mandi, hanya
menonton televisi. aku lihat ada berita kecelakan kemarin sore.
tepatnya pukul 16.30, hah? itu kan waktu Arin naik bus ke taman? aku
juga melihat ada 1 korban yang tewas karena kecelakaan bus yang menabrak
pohon, identitas korban itu mulai terlihat, aku baca namanya.. Arin
Syafira Ananda!!! itu Arin? itu benar Arin kan? Arinn… jangan tinggalkan
aku!
Dengan cepat kuraih sepedaku dan kukayuh sampai ke rumah Arin
ternyata benar! banyak yang melayat disana.. tangisku pun semakin
menjadi jadi, aku tidak mau melihat wajah Arin yang membeku, aku pun
pulang dengan baju basah karena air mataku terus mengalir.
Itulah cerita menyedihkan yang pernah aku alami.. kehilangan sahabat,
aku menyesal tidak mau menerima ajakan Arin waktu itu, Arin adalah
sahabat sejatiku! selamanya… walaupun jauh di mata kita dekat di hati..
Cerpen Karangan: Audrey Safira Krisandari
Facebook: Audrey Chibii